Rabu, 17 Februari 2016

Menelisik Kemanfaatan HW pada Generasi Muda



Menelisik Kemanfaatan HW pada Generasi Muda




Untuk membangun bangsa yang berkarakter dimulai dari manusia yang berakhlak mulia atau berbudi pekerti luhur. Setiap individu dianjurkan untuk membangun karakter bangsa sesuai kapasitasnya, sebagai ilmuwan, pemimpin, hartawan maupun orang awam. Ada enam hal dalam membentuk karakter, yaitu kejujuran, keterbukaan, keberanian mengambil resiko, bertanggung jawab, memenuhi komitmen dan kemampuan berbagi.
Hizbul Wathan dalam konteks pembinaan kader Muhammadiyah dan Bangsa adalah komitmennya dalam membangun akhlaq dan moral serta karakter segenap lapisan generasi, khususnya generasi muda. Komitmen ini diwujudkan dengan aktivitas-aktivitas baik kaderisasi formal maupun mapupun kegiatan lainnya yang menekankan pada aktivitas yang menyenangkan. Dalam hal ini HW berpendapat bahwa proses pendidikan itu tidak selamanya adalah sesuatu yang menjadikan peserta didik tersiksa dan penuh beban. Tapi sebaliknya, peserta didik bisa menikmati proses pendidikan itu dengan menyenangkan (learning by doing/playing).
Gerakan Kepanduan HW memiliki tiga prinsip dasar dalam penyelenggaraannya, yaitu pengamalan aqidah Islamiah; pembentukan dan pembinaan akhlak mulia menurut ajaran Islam; dan pengamalan Kode Kehormatan Pandu. Prinsip dasar pertama dan kedua menunjukkan bahwa HW bergerak dalam pembinaan generasi muda muslim yang berakhlak mulia berdasarkan ajaran Islam. Sedangkan dalam hal pengamalan Kode Kehormatan Pandu, menurut ART HW Pasal 33 ayat (1) dan (2), Kode Kehormatan Pandu merupakan jiwa, semangat, dan keterikatan sebagai Pandu, baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat, yang terdiri atas Janji dan Undang-Undang HW. Kode kehormatan juga merupakan landasan pembinaan anggota untuk mencapai maksud dan tujuan HW.
Ketiga prinsip dasar HW di atas, optimalisasi Gerakan Kepanduan HW dapat dilakukan guna mencapai maksud dan tujuannya. Optimalisasi itu memiliki pijakan yang jelas, yaitu nilai-nilai ke-Islaman dan nilai-nilai kepanduan, sehingga Kepanduan HW tidak melepaskan hakikatnya sebagai pandu muslim yang berjuang menegakkan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya melalui kegiatan HW yang bernuansa pengabdian masyarakat, mendorong kader lebih menghayati kehidupan masyarakat, sehingga pengalaman seperti ini membantu mereka menjadi insan ilmiah yang membumi.
Akan tetapi sebelum berbicara tentang konsep ideal kader bangsa, perlu melihat dulu persoalan-persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini. Dari melihat persoalan tersebut, maka pada akhirnya ketika berbicara tentang kader bangsa adalah manusia-manusia unggul dan berkarakter yang menjadi agen penyelamat bangsa yang mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi bangsanya tersebut.
Di bawah ini adalah beberapa masalah pokok bangsa yang diringkas dari berbagai hasil survey, diantaranya adalah :
1.         Korupsi sebagai penyakit bangsa yang belum teratasi
2.         Ketidak Percayaan masyarakat terhadap Lembaga peradilan dan Penegak hukum
3.         Krisis ketidakpercayaan dan demoralisasi pada politikus di DPR
4.         Buruknya sistem birokrasi di pemerintahan mulai dari level paling bawah hingga ke atas
5.         Hancurnya Perekonomian Global yang sedikit berimbas pada perekonomian bangsa
6.         Permasalahan Korupsi Nazarudin dan beberapa elit Partai demokrat
7.         Masalah NARKOBA yang mengancam generasi produktif bangsa ini
8.         Angka Kemiskinan dan pengangguran yang masih besar
9.         Masalah kesejahteraan dan kesehatan yang masih mengancam khususnya HIV AIDS, malnutrisi (kurang gizi) dan kesehatan ibu dan anak
10.     Kekerasan dan pengabaian hak terhadap kaum lemah khususnya anak, perempuan dan kaum miskin
11.     Krisis kepemimpinan dan keteladanan.
Muhammadiyah yang institusi dan gerakannya kompleks itu secara implementatif dibantu oleh beberapa organisasi kader (otonom) diantaranya adalah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Adalah sangat wajar jika kemudian beban-beban kaderisasi oleh Muhammadiyah didistribusikan kepada organisasi-organisasi otonomnya termasuk HW.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai bagian dari gerakan kepanduan mempunyai peran yang sangat strategis untuk terlibat dalam proses pembangunan karakter generasi muda. Pelbagai problematika keummatan dan kebangsaan yang bersumber dari degradasi moral generasi muda adalah lahan kerja dan dakwah gerakan kepanduan HW. Sesuai dengan semangat Pandu HW yang selalu menanamkan sifat-sifat mulia atau ihsan di manapun berada. Semangat tersebut diharapkan tidak berhenti pada tataran semangat dan ide semata, akan tetapi bisa mewujud dalam sebuah gerakan sistematis dan terstruktur sehingga tujuan dan cita-cita kepanduannya dapat menjadi realitas yang historis.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dapat mengambil peran yang signifikan dalam proses pendidikan dan kaderisasi generasi muda untuk membangun kader-kader masa depan baik untuk persyarikatan maupun untuk bangsa yang unggul dan berkarakter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar