Menelisik Kemanfaatan HW pada Generasi Muda
Untuk membangun bangsa yang
berkarakter dimulai dari manusia yang berakhlak mulia atau berbudi pekerti
luhur. Setiap individu dianjurkan untuk membangun karakter bangsa sesuai
kapasitasnya, sebagai ilmuwan, pemimpin, hartawan maupun orang awam. Ada enam
hal dalam membentuk karakter, yaitu kejujuran, keterbukaan, keberanian
mengambil resiko, bertanggung jawab, memenuhi komitmen dan kemampuan berbagi.
Hizbul Wathan dalam konteks
pembinaan kader Muhammadiyah dan Bangsa adalah komitmennya dalam membangun
akhlaq dan moral serta karakter segenap lapisan generasi, khususnya generasi
muda. Komitmen ini diwujudkan dengan aktivitas-aktivitas baik kaderisasi formal
maupun mapupun kegiatan lainnya yang menekankan pada aktivitas yang
menyenangkan. Dalam hal ini HW berpendapat bahwa proses pendidikan itu tidak
selamanya adalah sesuatu yang menjadikan peserta didik tersiksa dan penuh
beban. Tapi sebaliknya, peserta didik bisa menikmati proses pendidikan itu
dengan menyenangkan (learning
by doing/playing).
Gerakan Kepanduan HW memiliki
tiga prinsip dasar dalam penyelenggaraannya, yaitu pengamalan aqidah Islamiah;
pembentukan dan pembinaan akhlak mulia menurut ajaran Islam; dan pengamalan
Kode Kehormatan Pandu. Prinsip dasar pertama dan kedua menunjukkan bahwa HW
bergerak dalam pembinaan generasi muda muslim yang berakhlak mulia berdasarkan
ajaran Islam. Sedangkan dalam hal pengamalan Kode Kehormatan Pandu, menurut ART
HW Pasal 33 ayat (1) dan (2), Kode Kehormatan Pandu merupakan jiwa, semangat,
dan keterikatan sebagai Pandu, baik dalam kehidupan pribadi maupun
bermasyarakat, yang terdiri atas Janji dan Undang-Undang HW. Kode kehormatan
juga merupakan landasan pembinaan anggota untuk mencapai maksud dan tujuan HW.
Ketiga prinsip dasar HW di
atas, optimalisasi Gerakan Kepanduan HW dapat dilakukan guna mencapai maksud
dan tujuannya. Optimalisasi itu memiliki pijakan yang jelas, yaitu nilai-nilai
ke-Islaman dan nilai-nilai kepanduan, sehingga Kepanduan HW tidak melepaskan
hakikatnya sebagai pandu muslim yang berjuang menegakkan terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya melalui kegiatan HW yang bernuansa pengabdian
masyarakat, mendorong kader lebih menghayati kehidupan masyarakat, sehingga
pengalaman seperti ini membantu mereka menjadi insan ilmiah yang membumi.
Akan tetapi sebelum berbicara
tentang konsep ideal kader bangsa, perlu melihat dulu persoalan-persoalan yang
dihadapi oleh bangsa ini. Dari melihat persoalan tersebut, maka pada akhirnya
ketika berbicara tentang kader bangsa adalah manusia-manusia unggul dan
berkarakter yang menjadi agen penyelamat bangsa yang mampu mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi bangsanya tersebut.
Di bawah ini adalah beberapa
masalah pokok bangsa yang diringkas dari berbagai hasil survey, diantaranya
adalah :
1.
Korupsi sebagai penyakit bangsa
yang belum teratasi
2.
Ketidak Percayaan masyarakat
terhadap Lembaga peradilan dan Penegak hukum
3.
Krisis ketidakpercayaan dan
demoralisasi pada politikus di DPR
4.
Buruknya sistem birokrasi di
pemerintahan mulai dari level paling bawah hingga ke atas
5.
Hancurnya Perekonomian Global
yang sedikit berimbas pada perekonomian bangsa
6.
Permasalahan Korupsi Nazarudin
dan beberapa elit Partai demokrat
7.
Masalah NARKOBA yang mengancam
generasi produktif bangsa ini
8.
Angka Kemiskinan dan
pengangguran yang masih besar
9.
Masalah kesejahteraan dan
kesehatan yang masih mengancam khususnya HIV AIDS, malnutrisi (kurang gizi) dan
kesehatan ibu dan anak
10. Kekerasan
dan pengabaian hak terhadap kaum lemah khususnya anak, perempuan dan kaum
miskin
11. Krisis
kepemimpinan dan keteladanan.
Muhammadiyah yang institusi dan
gerakannya kompleks itu secara implementatif dibantu oleh beberapa organisasi
kader (otonom) diantaranya adalah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Adalah
sangat wajar jika kemudian beban-beban kaderisasi oleh Muhammadiyah
didistribusikan kepada organisasi-organisasi otonomnya termasuk HW.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
sebagai bagian dari gerakan kepanduan mempunyai peran yang sangat strategis
untuk terlibat dalam proses pembangunan karakter generasi muda. Pelbagai
problematika keummatan dan kebangsaan yang bersumber dari degradasi moral
generasi muda adalah lahan kerja dan dakwah gerakan kepanduan HW. Sesuai dengan
semangat Pandu HW yang selalu menanamkan sifat-sifat mulia atau ihsan di
manapun berada. Semangat tersebut diharapkan tidak berhenti pada tataran
semangat dan ide semata, akan tetapi bisa mewujud dalam sebuah gerakan
sistematis dan terstruktur sehingga tujuan dan cita-cita kepanduannya dapat
menjadi realitas yang historis.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dapat mengambil
peran yang signifikan dalam proses pendidikan dan kaderisasi generasi muda
untuk membangun kader-kader masa depan baik untuk persyarikatan maupun untuk
bangsa yang unggul dan berkarakter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar