Oleh: Uun Harun Syamsuddin
A.
Pengantar
Allah menciptakan
manusia dengan maksud dan tujuan tertentu (Q.S. 23: 115). Manusia diciptakan
Allah dari bumi (tanah dan air) dan Allah mengamanati manusia supaya
memakmurkannya (Q.S. 11: 61). Manusia diberi hak untuk menguasai bumi dan
berkewajiban memakmurkannya. Memakmurkan artinya membuat (menyebabkan) bumi ini
menjadi makmur, yakni banyak hasilnya, sejahtera penduduknya, serta
berkecukupan. Dengan kata lain manusia harus berbuat kebajikan dan dilarang
membuat kerusakan di bumi ini (Q.S 28: 77).
Bumi ini pewarisnya
adalah manusia yang shalih (Q.S. 21: 105). Manusia yang shalih adalah yang
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya , berjuang dengan sungguh-sungguh pada jalan
yang telah ditentukan Allah dengan harta dan jiwanya (Q.S.61: 11), disertai
niat yang ikhlas (Q.S. 98: 5). Perjuangannya ditujukan untuk memperoleh kurnia
dan ridla Allah (Q.S. 48: 29).
Manusia yang shalih
dapat dibuktikan dari sikap, ucapan dan perbuatannya bila diseru oleh Allah, ia
sambut seruan itu (Q.S. 8: 24), ucapan dan perbuatannya “ sami’na wa atha’na”
(Q.S. 24:51), istiqamah dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, tiada yang
ia takuti kecuali Allah, serta bertaqwa kepada Allah (Q.S. 24: 52). Mereka
itulah yang akan memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan
B.
Apa dan Mengapa HW Didirikan ?
HW (Hizbul Wathan)
adalah nama kepanduan dalam Muhammadiyah. Hizbul Wathan artinya “Pembela Tanah
Air”. HW didirikan tahun 1918 oleh K.H.Ahnad Dahlan,[i]
Sebelumnya telah berdiri Nederlands Indisce Padvinders Vereniging (NIPV) tahun
1914, cabang dari Nederlands Padvinders Organisastie (NPO), dan Javanse
Padvinders Organisatie (JPO) tahun 1916 yang diprakarsai oleh S.P. Mangkunegara
VII di Surakarta.
K.H. Ahmad Dahlan
adalah seorang ulama, muballigh, dan pendidik yang memiliki orientasi pemikiran
yang jauh ke depan. Beliau memiliki perhatian yang besar terhadap generasi
muda dan masa depan masyarakatnya/bangsanya (Q.S. 49: 18). Fikiran dan
tindakannya sangat strategis. Beliau tertarik dengan kepanduan yang telah ada.
Beliau mengambil “metodenya” untuk mendidik anak-anak muda Muhammadiyah di luar
sekolah.
Melalui HW diharapkan
generasi muda Muhammadiyah sanggup serta mampu menghamba kepada Allah,
berbuat kebajikan untuk nusa dan bangsanya. Mereka harus dibekali dengan
keyakinan tauhid, akhlak mulia serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
C.
Fungsi HW sebagai salah satu Organsasi
Otonom Muhammadiyah adalah :
1.
Pembentkan dan pembinaan kader Persyarikatan
2.
Pembinaan Warga Muhammadiyah dan pembimbingan kelompok
masyarakat tertentu dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
3.
Pengembangan Persyarikatan
(Kaidah Ortom Bab III Pasal 5)
4.
Secara khusus HW berfungsi sebagai salah satu wadah
pekaderan yang efektif (SK PPM no.92/1999 ttg. Kebangkitan Kembali Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan dalam Muhammadiyah), yaitu pembentukan kader Ideologis
praktis
D.
Adapun tugas ortom adalah :
1.
Membentuk dan membina kader Persyarikatan.
2.
Membina warga Muhammadiyah dan membimbing kelompok
mashyarakat tertentu dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
3.
Mengembangkan Persyarikatan.
(Kaidah Ortom Bab III
Pasal 6)
E.
Adapun fungsi lain HW adalah :
1.
Bentuk/model pendidkan non formal yang efektif dalam
pembinaan kader bangsa.
2.
Lahan persemaian jiwa semangat bela negara
F.
Tugasnya adalah-
1.
Menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda dengan
sistem kepanduan.
2.
Membina rohani dan jasmani anak, remaja , dan pemuda
dengan ajaran Islam yang bersumberkan Al-Quran dan As-Sunnah, serta pembaharuan
(tajdid) sesuai dengan pekembangan zaman .
G.
Kontribusi HW
1.
anak-anak, remaja, dan pemuda banyak yang tertarik dan
menjadi anggota HW. Mereka merasakan banyak mendapat maslahat, manfaat, dan
keuntungan menjadi Pandu HW. Tidak sedikit anggota HW yang percaya diri
dan memliki kepribadian yang baik, serta memjadi warga masyarakat yang berguna.
2.
Tidak sedikit yang lahir dari HW orang-orang yang
tidak hanya menjadi tokoh/pimpinan Muhammadiyah. Tidak sedikit yang menjadi
tokoh nasional, pimpinan TNI, POLRI, seperti: Jenderal Besar Sudirman (Bapak
TNI), Sudirman Brojonegoro (Mantan Pangdam Brawijaya), Basofi Sudirman (Mantan
Gubernur Jawa Timur), Sarbini (Mantan Pangdam Diponegoro/Mentreri Veteran/Ketua
Kwarnas Pramuka) Jenderal Besar Suharto (Mantan Presiden RI), Daryatmo (Mantan
Ketua MPR), Budiyono (Mantan Wakil Presiden RI), dan Rofiq J.A.
3.
Melancarkan brdirinya Gerakan Pramuka.
H.
Problematika Hidup
Kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memenuhi dan
melayani keperluan hidup, ternyata tidak sedikit mendatangkan masalah baru
dalam kehidupan, terutama di kalangan anak-anak, remaja dan pemuda. Tidak
sedkit generasi muda yang terpeleset dan jatuh ke jurang kesengsaraan. Tidak kurang
yang tidak dapat menangkap arti hidup yang sebenarnya, tidak tahu jalan hidup,
dan tujuan hidup (Q.S. 23: 115).
Akibat dari jiwa kosong
dari ajaran Tauhid, ahklak mulia tidak menghiasi diri, ibadah tidak menentu,
maka terjadilah berbagai hal yang membawa kepada kehancuran bangsa dan
negara serta tatanan kehidupan di dunia ini. Indikasinya timbul
kemusyrikan baru, kebiadaban, kefasikan, kezaliman, berbagai kejahatan,
dan sebagainya.
Mari kita
menyimak unggkapan seorang penyair ( Syauqi Bey) mengatakan:
انما
الامم الاخلاق ما بقيت فان هم ذهبت اخلاقهم ذهبوا
Artinya: Sesungguhnya
bangsa itu jaya selama mereka masih mempunyai akhlak (yang mulia). Maka apabila
akhlak (yang mulia) itu telah hilang, maka hancurlah bangsa itu.
Buya HAMKA menyatakan:
Tegak rumah karena
sendi
Runtuh sendi rumah
binasa
Sendi bangsa adalah
budi;
Runtuh budi runtuhlah
bangsa
Hal-hal yang negatif di
kalangan generasi muda khususnya, tentu tak boleh dibiarkan. HW
dibentuk untuk mengajak kepada kebajikan, menyuruh dengan baik, dan mencegah
kemunkaran (Q.S. 3:104) serta berusaha menjadi yang terbaik (Q.S. 3: 110).
HW memiliki sistem (manhaj) yang telah pernah dibuktikan dan
akan terus diperjuangkan, serta dikembangkan dalam kehidupan beragama ,
berbangsa, dan bernegara. Sistem pendidikan yang dimiliki oleh HW
itu harus disambut, dikaji, direnungkan, diimplementasikan, dikembangkan
oleh kalangan muda khususnya untuk membentuk bangsa yang berkarakter, agar
menjadi orang shaleh yang mampu mewarisi dunia ini. Bangsa yang berkarakter
mulia akan mampu tegak di bumi ini, akan diperhitungkan meskipun jumlahnya
sedikit, dengan syarat: hidupnya beasas tauhid, akhlaknya mulia (Q.S. 2L 249)
a.
Sistem (Manhaj) HW dalam Pembentuan
Karakter Bangsa
Sistem HW dalam
pembentukan karakter bangsa berupa Prinsif Dasar dan Metode (kaifiat/cara)
1.
Prinsip Dasar
2.
Tauhid
3.
Akhlakulkarimah
4.
Kode Kehormatan (Janji dan Undang-Undang Pndu)
5.
Metode
6.
Perberdayaan peserta didik lewat sistem beregu (
kelompok kecil)
7.
Kegiatan kebanyakan di alam terbuka
8.
Sifat menarik, menyenangkan, dan menantang
9.
Ada kenaikan tingkat dan tanda kecakapan.
10. Satuan dan kegiatan
terpisah antara putra dan putri.
b.
Peran HW
Peran HW tertuang dalam
Mars HW dan Hymne HW, yang intinya sebagai berikut:
1.
Mars bait I
§ Memegang amanah
§ Menjunjung agama
§ Berteguh hati sebagai
baja
§ Menjalankan kewajiban
dengan sopan serta perwira
§ Hidup bermasyarakat
§ Sedikit bicara banyak
bekerja
2.
Mars bait II
§ Selalu siap sedia
berbuat amal dan jasa dengan ikhlas dan gembira
§ Pandu perwira Islam,
putra Indonesia
§ Setia dan dapat
dipercaya dalam semua janji dan bakti untuk agama dan bangsa
§ Cepat dan tangkas
tingkah terjangnya
§ Sedikit bicara banyak
bekerja
3.
Mars bait III
§ Pandu putra harapan
pendukung cita gerak Islam
§ Selalu siap bekerja
§ Berakhlak mulia, taqwa,
dan taat beribadah
§ Teguh patuh setia agama
§ Hemat, cermat, cakap,
dan jujur
§ Ikhlas dari sanjung
puja
§ Tabah, giat, dan
bersemangat
§ Hymne HW Panduku
§ Pembela tanah air
§ Kader pemimpin bangsa
§ Semboyannya “Fastabiqul
Khairat”
§ Semangat pantang surut
membina insan yang berakhlak mulia
§ Beriman teguh dan
bertakwa
§ Berbakti demi nusa dan
bangsa, untuk kesejahteraan masyarakat
§ Janji dipenuhi
§ Quran dan Hadis pedoman
hidupnya
c.
Khatimah
1.
Pemilihan nama HW bagi Kepanduan Muhammadiyah sangat
tepat, dengan tugas melaksanakan salah satu usaha Muhammadiyah untukencapai
maksud dan tujuannya.
2.
HW telah menghasilkan kemaslahatan dan kemanfaatan
bagi bagsanya dan negaranya.
3.
HW memiliki model Pendidikan bagi generasi muda
bangsa, tetapi karena non aktif selama lebih kurang 39 tahun, maka banyak anak
bangsa yang masing merasa asing dengan HW
4.
Sekalipun pernah dihambat oleh penjajah dan pemerintah
orde lama, tetapi karena jiwanya dicelup dengan celupan buatan Allah dan
hidupnya dituntun (berpedoman) oleh Al-Quran dan As-Sunnah Rasulullah, maka
bila ada celah-celah/peluang HW bangkit dan bergerak lagi ( falsafah air,
pisang, atau biji petai cina yang dikubur d tembok)
5.
Bersama HW insya Allah terwujud kader bangsa yang
amanah dan bertanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar